Pengunjung menikmati suasana di kawasan M Bloc Space, Blok M, Jakarta, Sabtu (19/12/2020). Pembeli percaya tempat makan atau restoran jika makanan disajikan secara higienis dan menerapkan protokol kesehatan. | ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa

Safari

Pilih Kenyamanan dan Keamanan Makan di Restoran

Pembeli percaya ke tempat makan atau restoran jika diterapkan cara kerja higienis dan protokol kesehatan.

 

OLEH UMI NUR FADHILAH

 

Berwisata di tengah hujan tentu tidak menyenangkan, bukan? Karena itu, untuk merencanakan wisata atau berjalan-jalan perlu melihat kondisi iklim dan cuaca di tempat yang akan kita tuju.

Namun, saat sering hujan seperti saat ini, berwisata yang paling aman adalah kuliner. Selain tak perlu jauh-jauh, wisata kuliner masih tergolong aman dan nyaman di tengah pandemi. 

Berdasarkan panduan kesehatan adaptasi kebiasaan baru di restoran, salah satunya menganjurkan tempat makan dengan sirkulasi udara, sinar matahari, dan filter pengatur udara yang optimal. Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, ruang terbuka menjadi salah satu solusi untuk berwisata kuliner saat pandemi. 

Memang, kata dia, berwisata kuliner di saat cuaca hujan membutuhkan penanganan khusus. “Ini memang masalah kalau ruang terbuka, masing-masing restoran punya kiat sendiri-sendiri,” kata Hariyadi kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Menurut dia, sebetulnya restoran tak harus menyediakan ruang terbuka karena ruang tertutup juga bisa menjadi tempat nyaman untuk makan. Namun, pengelola tempat makan harus patuh pada anjuran menjaga jarak di dalam ruangannya. “Praktik yang umum itu kapasitas dikurangi.”

 
Berdasarkan panduan kesehatan adaptasi kebiasaan baru di restoran, salah satunya menganjurkan tempat makan dengan sirkulasi udara, sinar matahari, dan filter pengatur udara yang optimal.
 
 

Sementara untuk protokol kesehatan (prokes), dia yakin semua restoran sudah menerapkan ketentuan kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan (CHSE). “Kalau bicara tempat makan, paling penting itu tamunya mau datang atau tidak,” kata dia. 

Jika lokasinya ada di luar pusat perbelanjaan, tambah Hariyadi, tentu ada fleksibilitas, misalkan untuk melakukan promosi. Cara itu penting untuk meyakinkan keamanan tempatnya kepada pelanggan. “Orang mau merasa aman. Kalau betul-betul memperlihatkan cara kerja higienis dan prokes dijalani, orang cukup percaya datang ke tempat yang buat mereka nyaman."

Dia mengatakan, setiap pengelola tempat makan punya caranya sendiri dalam menyediakan tempat yang nyaman bagi pelanggannya. Baik indoor maupun outdoor, pengelola restoran harus memastikan semua pelanggan nyaman.

Pakar kuliner William Wongso mengatakan, saat pandemi seperti ini, dia tidak terlalu menyarankan masyarakat untuk makan di tempat makan atau restoran. Dia lebih menyarankan, jika seseorang ingin wisata kuliner tertentu, dia bisa melakukannya di rumah saja. “Kalau yang mau gitu-gitu (wisata kuliner—Red) yang nekat,” kata dia.

Menurut pengisi acara dalam kerja sama program wisata kuliner ini mengaku, pandemi berdampak pada penundaan acaranya. Meski begitu, dia tak kecewa dan tetap berkiprah di dunia kuliner.

Dia juga menyarankan bagi masyarakat yang ingin tetap berwisata kuliner ke luar rumah, perlu mempertimbangkan soal keamanan dan kenyamanan untuk itu. “Pastikan selalu protokol kesehatan jika makan di luar. Jakarta masih bebas orang makan di restoran,” ujar dia.

 

photo
Pegawai melayani pesanan pelanggan dengan sistem take away di salah satu kafe di Jalan Sumur Bandung, Kota Bandung, Selasa (1/12/2020). Pembeli percaya jika makanan disajikan secara higienis dan menerapkan protokol kesehatan. - (Abdan Syakura/Republika)

Pastikan Prokes Dijalankan

Pilihan tempat makan di ruangan terbuka masih tetap paling nyaman untuk berwisata kuliner pada masa pandemi. Hal ini diakui pemilik Kedai Gelojoh, Toma Pratama. Sayangnya, kata dia, jika hujan turun tentu membuat kondisi makan di luar ruangan kurang nyaman. Karena itu, pemilik restoran atau kedai harus selalu mengecek kondisi cipratan hujannya.

“Kalau hujan deras cukup repot, tapi masih enak buat aktivitas makan asal jangan sampai tampiyas air masuk ke dalam, dan selalu cek kebocoran saja,” kata Toma kepada Republika, pekan lalu.

Untuk protokol kesehatan (prokes), Toma memastikan semua staf, mulai dari kasir, pelayan, dan koki selalu diwajibkan memakai masker dan sarung tangan. Selain itu, kedainya pun selalu menyediakan hand sanitizer di kasir, wastafel, dan toilet. Tak hanya itu, di sana juga membatasi tempat duduk agar tetap bisa menjaga jarak antarkonsumen.

Hampir setahun berjalan, Toma mengatakan, Kedai Gelojoh terus menyuguhkan penawaran produk makanan yang beragam agar pelanggan tidak bosan. Itu salah satu caranya menjaring konsumen. Kedai yang menyajikan kuliner kambing itu selalu menciptakan menu baru atau padu padan dari beberapa menu yang sudah ada.

“Lumayan impact-nya ke pelanggan jadi rada fresh dan ikut bikin promo-promo mingguan juga. Promo ini bagus untuk naikan sales,” ujar Toma.

photo
Pembeli percaya ke tempat makan atau restoran jika diterapkan cara kerja higienis dan protokol kesehatan. - (Putra M Akbar/Republika)

Dia mengaku tempatnya tak punya trik khusus dalam melayani pelanggan saat pandemi. Namun, Kedai Gelojoh tetap bertahan, karena, kata dia, sedari awal tim membuat menu varian kambing yang unik. Itulah yang membuat konsumen penasaran untuk mencobanya satu demi satu. “Kami tergolong baru. Jadi perjalanan bisnis kita insya Allah napasnya masih panjang dan tetap ditunggu pecinta kuliner di Jakarta.” 

Yang penting, tambah Toma, tim dapat mengatur cash flow dengan baik, menjaga kualitas rasa, dan selalu mempertahankan budget marketing. Jadi, kata dia, walau usahanya kecil, tapi tetap konsisten.

Sementara itu, pakar kuliner William Wongso mengatakan, tak ada tip khusus bagi masyarakat yang ingin berwisata kuliner. “Enggak bisa dibahas secara umum, karena tiap restoran punya kondisi beda-beda,” ujar dia. Apalagi, restoran yang operasionalnya banyak dan cabang di mana-mana, pasti kondisinya pun berbeda. 

Dia pun tak punya saran khusus untuk mencari tempat kuliner seperti apa yang aman. Menurut dia, jika restoran berada di pusat perbelanjaan, tentu bergantung pada lokasinya. Untuk kuliner tradisional atau legendaris, dia menyarankan untuk beralih ke pembelian lewat teknologi digital marketing agar bisa bertahan di tengah kondisi pandemi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat