Ilustrasi RS Lapangan. | EPA-EFE/NARONG SANGNAK

Bodetabek

RS Lapangan Kota Bogor Langsung Menerima Pasien Covid-19

Pasien RS Lapangan merupakan mereka yang bergejala ringan dan pasien OTG dengan komorbid.

BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto meresmikan pengoperasian Rumah Sakit (RS) Lapangan Kota Bogor di kawasan GOR Pajajaran, Kecamatan Tanah Sareal, Senin (18/1) pukul 10.30 WIB. Usai diresmikan, RS tersebut langsung menerima pasien positif Covid-19 berdasarkan tes usap (swab test) mulai pukul 14.00 WIB.

Kepala RS lapangan Kota Bogor dr Yeti Hariyati mengatakan, pembukaan RS Lapangan memang ditujukan untuk menambah daya tampung tempat tidur RS rujukan yang mencapai 82 persen pada pekan lalu. Kini, dengan hadirnya RS Lapangan maka kapasitas tempat tidur rujukan pasien Covid-19 menjadi di angka 72 persen. "Hari ini (Senin) kita mulai operasional,” kata Yeti ketika ditemui Republika di lokasi, Senin (18/1).

Yeti mengatakan, pasien yang dirawat di RS Lapangan syaratnya harus membawa surat hasil tes usap positif. Selain itu, pasien Covid-19 juga bisa meminta rujukan puskesmas atau rumah sakit lain agar mendapat perawatan. “Kita pada prinsipnya pasien hanya ada dua kriteria. Pertama dia harus membawa hasil PCR positif swab, dan satu lagi melalui rujukan,” jelasnya.

Wali Kota Bima Arya Sugiarto mengatakan, dengan beroperasinya RS Lapangan maka terdapat tambahan 64 tempat tidur untuk pasien positif Covid-19. Perinciannya, ada 56 tempat tidur di ruang isolasi dan delapan tempat tidur di ruang IGD yang dapat menurunkan bed occupancy rate (BOR) di Kota Bogor. "Jadi, total ada 64 tempat tidur,” kata Bima.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Bima Arya (bimaaryasugiarto)

Dia melanjutkan, pembangunan RS Lapangan hanya dikerjakan dalam waktu dua pekan menyikapi terus meningkatnya pasien positif Covid-19. Setelah rata-rata terjadi penambahan di angka 80 orang per hari, terjadi lonjakan hingga 180 pasien positif Covid-19 pada Ahad (17/1). Meski begitu, pada saat bersamaan, angka pasien sembuh mencapai 70-an orang per hari.

Menurut Bima, meski diprioritaskan untuk warga Kota Bogor, tidak menutup kemungkinan warga Kabupaten Bogor ataupun Sukabumi dengan status positif Covid-19 hijau dan kuning bisa mendapat perawatan di RS Lapangan. Dengan catatan, pasien memang situasi sudah mendesak perlu perawatan. Bima menyebut, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengucurkan bantuan senilai Rp 16 miliar untuk pembangunan RS Lapangan.

“Kami komunikasi dengan BNPB, saya berbicara langsung dengan Pak Doni Monardo. Beliau mendukung penuh dan ditargetkan dalam waktu dua pekan dengan dana yang dialokasikan oleh BNPB,” jelas Bima.

Dia menuturkan, tenaga kesehatannya (nakes) yang bertugas di RS Lapangan terdiri atas 44 perawat, 10 dokter spesialis, dan 10 dokter umum. Bima mengatakan, nakes yang berada di RS Lapangan didapatkan melalui rekrutmen khusus. Meski begitu, pihaknya masih memikirkan untuk menambah tempat tidur bagi pasien Covid-19 status orang tanpa gejala (OTG).

“Tapi, kita ke depan masih bicara menyiapkan tempat isolasi OTG. Ada beberapa tempat yang kita bidik,” kata Bima.

 
Kita tidak ingin main-main, kita siapkan skenario situasi terburuk penanggulangan pandemi Covid-19.
BIMA ARYA SUGIARTO, Wali Kota Bogor.
 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno menambahkan, pasien yang bisa dirawat di RS Lapangan merupakan mereka yang bergejala ringan dan pasien OTG dengan komorbid atau memiliki penyakit penyerta. Misalnya, pasien dengan gejala demam ringan dan yang kehilangan indra penciuman atau anosmia.

“Ini sebenarnya untuk (status) hijau juga ringan, tapi yang punya komorbid karena perlu dipantau. Punya hipertensi, atau ada saturasinya bermasalah. Bisa juga yang ringan, tapi punya penyakit penyerta,” jelas Retno.

Sehingga, jika pasien bergejala ringan dirawat di RS Lapangan, lanjut Retno, rumah sakit rujukan Covid-19 lainnya bisa merawat pasien kondisi lebih parah. Dengan begitu, Retno menegaskan, jika terjadi perburukan situasi, RS rujukan lain bisa fokus menangani pasien bergejala sedang dan berat atau berstatus kuning dan merah. “Jadi yang sedang dan berat di rumah sakit yang ada pneumonia, gangguan saturasi, yang setiap kali bisa terjadi perburukan itu di rumah sakit."

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memuji langkah cepat Pemkot Bogor dalam menyiapkan RS Lapangan sebagai respons meningkatnya pasien Covid-19. Ridwan juga menganggap langkah pemkot yang berinisiatif merespons kondisi buruk dalam menghadapi pandemi Covid-19 sudah tepat. “Atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) saya apresiasi penambahan RS Lapangan ini," katanya saat memberi sambutan lewat Zoom Meeting.

Meski demikian, Ridwan mengingatkan pemkot agar bersiap jika kasus positif Covid-19 di daerahnya terus meningkat. Sehingga, pemkot tidak berhenti dengan membuat RS Lapangan, tapi membuat rencana penambahan RS lain untuk ruang perawatan pasien Covid-19. Meski begitu, ia berharap, keadaan tidak semakin memburuk sehingga RS lain tidak terpakai.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat