Calon penumpang menunggu jadwal keberangkatan bus di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, Rabu (28/10). | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Kabar Utama

‘Jangan Dulu Ajak Sanak Saudara ke Jakarta’

Masyarakat kerap mengajak sanak keluarga dari kampung halaman untuk mencari pekerjaan di Jakarta.

JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat agar tidak membawa sanak keluarga ke Ibu Kota pascaliburan panjang akhir Oktober. Sebab, masyarakat kerap mengajak sanak keluarga dari kampung halaman untuk mencari pekerjaan di Jakarta.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta masih berupaya mengendalikan penularan Covid-19. 

“Saat ini Jakarta memang belum selesai dengan virus (Covid-19) dan untuk itu kepada warga yang sudah mudik, pada saat balik ke Jakarta, jangan dulu ajak keluarga bersama-sama ke Jakarta,” kata Syafrin saat dikonfirmasi, Jumat (30/10).

Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 merilis kasus harian di Indonesia, Jumat (30/10). Satgas mencatat penambahan kasus baru makin menurun pada hari ini. Satgas menemukan 2.897 kasus baru. Total kasus Covid-19 hingga Jumat pun telah mencapai 406.945 orang. Jakarta masih menjadi penyumbang tertinggi kasus harian.

Kendati demikian, perlu dicatat, kasus harian di bawah 3.000 kasus ini tak lepas dari pemeriksaan yang ‘hanya’ 24.854 spesimen. Sebagai perbandingan, jika spesimen yang dites di atas 40 ribu, kasus harian hampir selalu di atas 4.000 kasus.

photo
Sejumlah penumpang menuruni bus di terminal Bekasi, Jawa Barat, Kamis (29/10). Menurut data UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas) Terminal Induk Bekasi pada libur cuti bersama dan Maulid Nabi Muhammad SAW jumlah penumpang mengalami penurunan 10 persen menjadi 600 penumpang per hari. - (Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTO)

Sementara, kasus sembuh yang dilaporkan pada Jumat meningkat drastis, yakni sebanyak 4.517 kasus dan menjadikan total kasus sembuh mencapai 334.295 orang. Kemudian sebanyak 81 orang tercatat meninggal dunia dan menjadikan total kasus meninggal mencapai 13.782.

Pemerintah juga masih melakukan pemantauan serta pengawasan terhadap 68.292 suspek Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia. Sebanyak enam provinsi melaporkan adanya kasus baru di bawah 10 orang dan tiga provinsi melaporkan tak ada penambahan kasus.

Syafrin memprediksi puncak arus balik pascaliburan panjang akan terjadi pada Ahad (1/11). Dia pun meminta kepada masyarakat yang sedang berlibur ke luar kota untuk kembali ke Jakarta sebelum tanggal tersebut.

“(Puncak arus balik) diprediksi itu tanggal 1 November, tapi kami mengimbau kepada warga itu jangan balik seluruhnya tanggal 1 (November) pada Ahad,” ujar Syafrin.

Syafrin menuturkan, masyarakat yang kembali ke Ibu Kota sebelum puncak arus balik bertujuan untuk menghindari kepadatan pemudik di rest area. Sebab, ia menyebut, lokasi itu dikhawatirkan dapat menjadi tempat penularan Covid-19.

 
Yang tidak kami harapkan interaksi di rest area menjadi tempat transfer virus antarpemudik arus balik.
 
 

“Lakukan perencanaan hari Sabtu sudah ada yang balik karena itu tadi kami khawatirkan terjadi kepadatan di rest area pada 1 (November) nanti. Itu tentu yang tidak kami harapkan interaksi di rest area menjadi tempat transfer virus antarpemudik arus balik,” ujar dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan sebelumnya telah memutuskan untuk kembali memperpanjang pembatasan sosial berskala besar (PSBB) masa transisi selama dua pekan mulai 26 Oktober hingga 8 November 2020. Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Provinsi DKI Jakarta Nomor 1020 Tahun 2020.

Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, jumlah kasus aktif di Indonesia kini tercatat makin menurun. Pada Kamis (29/10), jumlah kasus aktif sebesar 14,9 persen atau 60.569 yang lebih rendah dari kasus aktif dunia yang sebesar 24,23 persen.

“Perbedaan angka persentase dengan dunia semakin lebar di mana jumlah kasus aktif di Indonesia makin menurun,” kata Wiku. Satgas juga mencatat jumlah kasus sembuh mencapai 81,6 persen. Angka ini lebih tinggi dari kasus sembuh di dunia yang sedikit menurun, yaitu 73,12 persen.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat