Internasional
Khan Serukan Tangkis Islamofobia
Khan menilai ada siklus berbahaya antara aksi dan reaksi yang terus bergulir.
ISLAMABAD -- Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengirimkan surat kepada para pemimpin negara dengan mayoritas Muslim. Dalam suratnya, ia menyerukan agar mereka “bertindak bersama-sama untuk menangkis meningkatnya Islamofobia di negara non-Muslim”.
Khan mencicitkan surat yang dibuatnya itu di Twitter, Rabu (28/10). Namun, laman Aljazirah pada Kamis (29/10) menyebutkan bahwa tidak jelas kepada siapa saja surat Khan dikirimkan.
“Surat saya kepada para pemimpin negara Muslim untuk bertindak kolektif dalam menangkis meningkatnya Islamofobia di negara non-Muslim, khususnya negara Barat yang telah meningkatkan keprihatinan di kalangan Muslim seluruh dunia,” kata Khan melalui Twitter-nya.
My letter to leaders of Muslim states to act collectively to counter the growing Islamophobia in non-Muslim states esp Western states causing increasing concern amongst Muslims the world over. pic.twitter.com/OFuaKGu2c1 — Imran Khan (@ImranKhanPTI) October 28, 2020
Khan tidak secara khusus mengacu pada Prancis. Ia menuliskan, “Pernyataan baru-baru ini yang dibuat pada tingkat jajaran pemimpin mencerminkan meningkatnya Islamofobia yang menyebar di negara-negara Eropa tempat sejumlah kecil Muslim tinggal.”
Menurut Khan, para pemimpin di negara tersebut tidak memahami cinta dan kasih sayang Muslim di seluruh dunia untuk Nabi mereka dan kitab suci Alquran. “Akibatnya, ada siklus berbahaya antara aksi dan reaksi yang terus bergulir,” katanya. “Rasa tersakiti mengakibatkan reaksi dari Muslim karena mereka melihat keyakinan dan Nabi tercinta mereka dijadikan sasaran.”
Pekan ini Khan juga menyerukan kepada pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Khan meminta agar upaya penghinaan kepada Nabi Muhammad dan Alquran diperlukan setara dengan Holocaust, yaitu sebagai topik yang tidak boleh dihina, dipertanyakan, atau dilecehkan dengan alasan kebebasan berbicara.
Sejak berkuasa pada 2018, Khan kerap mengangkat isu tentang serangan yang ditujukan kepada Muslim, baik secara fisik maupun tidak administratifnya pemerintah suatu negara. Ia beberapa kali mengangkat isu ini di hadapan Majelis Umum PBB.
Surat Khan kali ini menyusul kritiknya kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron awal pekan ini. Khan menilai Macron “mendorong Islamofobia” karena langkahnya untuk menerapkan “separatisme Islam”.
Sebelumnya, Macron menuding dunia pendidikan Islam melakuian “indoktrinasi”. Aljazirah meleporkan, Macron juga mempertahankan “hak untuk menghina agama” dengan mengatasnamakan kebebasan berekspresi.
Sikap Macron memicu reaksi keras di dunia Muslim. Muncul seruan di negara Muslim agar memboikot produk-produk Prancis.
Semua ini bermula dari guru sejarah di Prancis, Samuel Paty, yang memutuskan membawa karikatur Nabi Muhammad untuk dibahas di kelas. Tindakannya mengundang reaksi keras dari seorang pemuda kelahiran Chechnya, yang kemudian menyerang Paty hingga tewas. Aksi ini mengundang kecaman dari seluruh dunia, termasuk dari dunia Muslim.
Tragedi di Nice
Seorang penyerang bersenjata pisau menewaskan tiga orang di Notre Dame Basilica, Nice, Prancis, Kamis (29/10). Kantor berita Reuters mengutip Wali Kota Nice Christian Estrosi yang mengatakan bahwa sang pelaku penyerangan meneriakkan takbir. Hal itu dilakukan saat ia berhasil diringkus polisi. Pelaku kemudian dilumpuhkan, lalu dirawat di rumah sakit.
Aksi ini mengundang kecaman dari dunia. Kementerian Luar Negeri Turki pada Kamis mengecam keras serangan di Nice. Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan, Turki berbagi solidaritas bersama rakyat Prancis dalam menentang kekerasan dan terorisme.
Sementara itu, Istana Kremlin di Rusia menegaskan, membunuh merupakan hal yang tidak dibenarkan. Namun, Rusia juga menyatakan bahwa menghina perasaan pemeluk agama juga tindakan salah.
Dukungan dan solidaritas juga mengalir untuk Prancis dari Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson, PM Belanda Mark Rutte, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan Vatikan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.