Pasukan TPNPB-OPM berpose di pedalaman Kabupaten Nduga, pertengahan Mei 2020. | Istimewa/TPNPB-OPM

Nasional

TNI Klaim Tewaskan Anggota KKSB

Penindakan menewaskan 1 anggota KKSB serta mengamankan 2 orang lainnya.

JAKARTA -- Aparat keamanan menindak kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) hasil pengembangan kasus pengadangan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya pada 19 Oktober lalu. Dari penindakan itu, TNI mengeklaim satu orang anggota KKSB Rubinus Tigau meninggal.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III, Kol Czi IGN Suriastawa mengatakan, yang bersangkutan aktif dalam KKSB selama setahun terakhir. "Dari hasil pengembangan dan pengumpulan informasi dari masyarakat diperoleh informasi akurat bahwa salah satu kelompok KKSB bermarkas di Kampung Jalai, Distrik Sugapa, Intan Jaya," ujar Suriastawa, saat dikonfirmasi, Selasa (27/10).

Suriastawa menjelaskan, sejak Rabu (21/10) aparat gabungan TNI-Polri telah melakukan pengintaian terhadap markas KKSB di Kampung Jalai. Dari kegiatan itu teridentifikasi salah satu honai diduga kuat menjadi salah satu pos KKSB. Aparat juga mendapat informasi dari masyarakat, KKSB beberapa kali meminta jatah dari warga satu desa.

photo
Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat menggunakan senjata TNI dalam baku tembak pada Senin (26/10). - (Dok TPNPB)

Penindakan dimulai pada Senin (26/10) pukul 05.30 WIT. Dari penindakan tersebut terdapat satu orang anggota KKSB atas nama Rubinus Tigau yang meninggal dunia. Aparat kemudian mengamankan dua orang lainnya, yang salah satunya mengaku sebagai adik Rubinus Tigau.

"Darinya diperoleh keterangan bahwa Rubinus Tigau memang aktif dalam aksi KKSB selama kurang lebih satu tahun terakhir," tegas dia.

Pada penindakan ini, terdapat satu anak berinisial M (6 tahun) yang mengalami luka di bagian pinggang kiri akibat rekoset, kondisi ketika proyektil yang ditembakkan memantul karena benda keras. Anak itu kemudian dievakuasi ke bandara Bilorai, Intan Jaya, selanjutnya ke Timika untuk menjalani perawatan medis didampingi dua orang keluarganya.

Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengakui sempat terjadi baku tembak antara aparat gabungan dengan KKSB pimpinan Sabinus Waker yang menewaskan Rubinus. Selain menewaskan Rubinus, aparat gabungan juga mengamankan Hermanus Tipagau.

Menurut Awi, pada saat kontak senjata, ada 50 orang bersenjata diduga KKSB melakukan perlawanan terhadap tim gabungan TNI-Polri. Sehingga, tim gabungan TNI-Polri mengambil tindak tegas dan terukur.

Kelompok KKSB pimpinan Sabinus Waker disebut memiliki catatan kriminal di wilayah Papua. Kelompok ini kerap melakukan perampasan terhadap warga di kawasan Kampung Banti, Distrik Tembagpura, Kabupaten Mimika, Papua. Tidak hanya itu, Awi menjelaskan, kelompok yang menamakan diri "Kemabu" ini diduga juga telah merekrut remaja Papua bahkan yang masih di bawah umur.

"Kelompok ini telah meracuni pikiran remaja Papua, merekrut serta mempersenjatai mereka dengan tujuan sebagai tameng hidup agar mudah melarikan diri," tutur Awi. 

Dari penindakan itu pihak aparat keamanan juga melakukan penyitaan sejumlah barang bukti. Barang-barang yang disita itu, yakni beberapa panah dan anak panahnya, senjata tajam parang, satu pucuk senjata rakitan, dokumen struktur organisasi KKSB Kodap VIII Kemabu Intan Jaya, uang tunai Rp 69 juta, dan dua alat komunikasi berupa ponsel.

Sementara itu, pihak Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyangkal bahwa yang ditewaskan TNI tersebut adalah anggota mereka. "Yang ditembak TNI seorang katekis Katolik, bukan anggota TPNPB," ujar Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom.

Menurutnya, TNI dan Polri telah melakukan penipuan publik karena menyampaikan bahwa Rubinus Tigau merupakan anggota kelompok kriminal bersenjata. Menurutnya, TPNPB memang bertanggung jawab atas penyerangan rombongan TGPF. Namun, Rubinus tak ada kaitannya dengan penyerangan itu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat