Oleh: Bowo Pribadi

Tetabuhan peranti rebana --yang mengiringi lan tunan kebesaran asma Allah-- menye ma rakkan fa jar, di Dusun Gogik, Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Sabtu (6/7). Iringan rebana yang dibawakan para tetua desa ini sekaligus mengawali prosesi arak- arakan seluruh persembahan serta berbagai perlengkapan tradisi Met Banyu atau Selametan Banyu, yang menjadi tradisi warga di lereng timur Gunung Ungaran ini.

 

Met Banyu yang juga bermakna `selamatan air' ini menjadi cara warga setempat mensyukuri anugerah limpahan mata air sebagai sumber kehidupan warga dan pertanian mereka.

 

Saat sejumlah desa yang ada di daerah ini mulai terdampak oleh musim kemarau, warga desa ini masih bisa memanfaatkan air untuk kehidupan sehari- hari ataupun untuk irigasi lebih dari cukup.

Cara warga setempat mensyukuri anugerah limpahan mata air sebagai sumber kehidupan.

Tradisi selamatan air ini dipusatkan di lokasi sumber air Semanggis dan sumber Mireng, dua sumber air yang selama ini paling banyak dimanfaatkan oleh warga Desa Gogik.

 

Prosesi ini diawali dengan membersihkan lingkungan sumber air Semanggis oleh seluruh warga desa. Secara esensi, kegiatan ini memiliki makna untuk menjaga kelestarian mata air tersebut.

 

Pada saat yang sama, juga dipotong beberapa hewan ternak untuk diolah menjadi masakan gecok. Penganan ini berupa olahan berbahan daging kam bing dengan bumbu tertentu yang khas yang nantinya disantap bersama- sama oleh segenap waga desa.

 

Sedangkan filosofi kesejahteraan diwujudkan dalam bentuk hidangan aneka jajanan pasar yang antara lain berupa jadah kendhit, awug- awug, lepet, bubur abang putih, dan pisang raja.

 

Yang unik, tradisi ini begitu mengistimewakan kaum perempuan. Seluruh proses pengolahan penganan gecok dan jajanan pasar ini penyajiannya dilakukan oleh kaum laki- laki.

Selama prosesi ini, kaum wanita cukup hanya menjaga anak- anak dan menunggu acara santap bersama. Selama prosesi selamatan air berlangsung, lantunan puji- pujian kepada `ang Pencipta' dan iringan rebana pun terus mengalun.

 

Puncak dari seluruh prosesi ini adalah doa dan tahlil dengan harapan Allah senantiasa memberikan rahmat dan berkah. Selain itu, sumber air ini juga bisa lestari bagi anak cucu pada masa nanti.

Yogi Ardhi

Redaktur

Foto: Bowo Pribadi

Selamet banyu syukuri air yang melimpah