M Agung Rajasa/Antara

Warga menyaksikan atraksi Barongsai di kawasan Trans Studio Mall, Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/6). Sejumlah pusat perbelanjaan dan lokasi wisata menggelar berbagai atraksi budaya Tiongkok sebagai daya tarik bagi pengunjung dalam rangka perayaan tahun baru imlek.

Wahdi Septiawan/Antara

Warga Tiongkok Menyalakan lilin menyambut Tahun Baru Imlek 2570 di Kelenteng Siau San Teng, Kampung Manggis, Jambi, Selasa (5/2). Warga berharap, perayaan imlek tahun ini diwarnai keberuntungan, kedamaian dan limpahan rezeki.

Arif Firmansyah/Antara

Grup musik Sinar Pusaka Jaya dari Tajurhalang, Kabupaten Bogor, memainkan kesenian Tanjidor di Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (5/2) dini hari. Kesenian hasil perpaduan budaya Eropa, Cina, Melayu dan Arab itu dimainkan untuk memeriahkan malam Tahun Baru Imlek 2570.

Saiful Bahri/Antara

Keluarga Vihara Avalokitesvara menyambut warga saat melakukan silaturahmi dan bagi-bagi angpao tahun baru Imlek, Pamekasan, Jawa Timur, Selasa (5/2). Silaturahmi dan bagi-bagi angpao tersebut merupakan bentuk syukur dan kebahagiaan kepada warga di sekitar vihara tersebut.

Mohammad Ayudha/Antara

Warga Memadati Kawasan Pasar Gede yang dihiasi dengan lampion saat malam Tahun Baru Imlek 2570 di Solo, Jawa Tegah, Senin (4/2). Panitia Imlek Solo memasang ribuan lampion di kawasan Pasar Gede untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek 2570.

‘Setelah Bersatu Baru Kita Bangkit’

Aroma dupa sangat terasa saat baru memasuki Gang Lebak, Kelurahan Mekar sari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Selasa (5/2). Maklum saja, hari itu merupakan perayaan tahun baru Imlek 2570. Sementara warga keturunan yang tinggal di kampung itu mayoritas adalah masyarakat yang dikenal dengan nama Cina Benteng.

 

Gapura gang terbentuk menyerupai gapura di Cina, bertuliskan "Perkumpulan Tjong Tek Bio". Aneka warna lampion tergantung dari depan gapura, melewati jalan yang hanya muat satu kendaraan roda empat, hingga Kelenteng Tjong Tek Bio, yang berjarak 200 meter.

 

Tahun ini, perayaan Imlek di RW 04, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, memang dilakukan lebih meriah. Aneka warna lampion yang tergantung di sepanjang jalan itu adalah buktinya.

 

Ketua RT 01, RW 04, Kelurahan Mekarsari Ong Giok Seng (56 tahun)mengatakan, baru tahun ini perayaan Imlek dilakukan dengan memasang lampion di sepanjang jalan kecil dari gang ke kelenteng.

Menurut dia, pemasangan lampion itu merupakan instruksi dari lurah agar lebih meriah. "Lurah apresiasi warga di sini di sini. Lurah sebelumnya mahjarang," kata dia saat Republika berkunjung ke rumahnya, Selasa (5/2).

 

Di rumah yang memiliki luas sekitar 100 meter persegi itu, Ong juga sedang menerima tamu, dua orang perempuan berkerudung dan satu lelaki dewasa. Ketiga tamunya merupakan teman Ong semasa sekolah dan sengaja berkunjung untuk mengucapkan selamat Imlek.

 

Aneka ragam makanan ringan juga tersedia di meja tamu. Kue keranjang, kue satu, kue bangkit, hingga astor, sengaja ditaruh untuk dinikmati tamunya yang datang.

 

Ia juga menawari Republika dengan kue satu yang terbuat dari kacang-kacangan dan kue bangkit yang terbuat dari sagu. Menurut dia, dua jenis kue itu harus dimakan secara bergantian. "Setelah kita bersatu, baru kita bisa bangkit," kata dia sambil berseloroh. Ketiga tamunya pun ikut tertawa.

 

Seperti itulah nuansa perayaan Imlek di kampung itu. Masyarakat sekitar biasa menyebut masyarakat yang tinggal di tempat itu sebagai Cina Benteng. Berbagai komunitas Tionghoa seantero Indonesia memang punya cara masing-masing merayakan datangnya tahun baru Cina.

 

Tahun ini tak menjadi pengecualian.

 

Di Semarang, Jawa Tengah, tradisi Jie Kao Meh sudah menjadi rutinitas bagi warga keturunan Tionghoa untuk berbelanja atau membeli berbagai kebutuhan dalam menyambut datangnya tahun baru Imlek.

 

Tradisi Jie Kao Meh biasanya berlangsung selama tiga hari berturut-turut setiap menjelang perayaan tahun baru Imlek dan penyelenggaraannya dipusatkan di Gang Baru, kawasan pecinan Kota Semarang atau sepanjang Jalan Wotgandul Timur.

 

Tak terkecuali dalam menyambut datangnya tahun baru Imlek 2570 kali ini-- yang dalam penanggalan nasional-- bertepatan dengan hari Selasa, 5 Februari 2019. Tradisi Jie Kao Meh selalu menjadikan kawasan pecinan Kota Semarang tersebut semarak seperti halnya kera mai an pasar malam, ungkap Harjanto Halim, tokoh Tionghoa Kota Semarang, Ahad (3/2).

 

Sejak tahun 2004 silam, tradisi Jie Kao Meh di kawasan pecinan Kota Semarang ini dikemas dalam pasar malam yang disebut Pasar Imlek Semawis (PIS). Ini merupakan upaya untuk menghidupkan kembali tradisi orang-orang keturunan Cina dalam menyambut datangnya tahun baru Imlek,kata Harjanto Halim.

 

Kendati tradisi Jie Kao Meh ini menjadi khas pecinan Semarang dalam menyambut tahun baru Imlek, namun sejatinya merupakan potret akulturasi dan harmonisasi tradisi dan budaya yang hidup di Kota Semarang.

 

Ragam hiburan yang ditampilkan pada PIS tidak hanya budaya yang dibawa oleh masyarakat etnis Tionghoa di Kota Semarang, melainkan juga ragam budaya dan kesenian yang menjadi tradisi warga setempat.

 

Ketua Panitia Pasar Imlek Samawis 2019, Ocha Mattias mengatakan, pada hajat kali ini panitia juga menundang masyarakat awam, seniman, tokoh masyarakat hingga pejabat. Kami juga menggelar jamuan makan malam Tok Panjang."

 

Perjamuan ini sebagai simbol kerukunan dan kekeluargaan dari etnis Tionghoa dengan etnis lainnya. Sesuai dengan tema yang kami angkat, yaitu Warga Rukun Agawe Santosa (Waras), keberagaman menjadi ikon