Lintar Satria, Fauziah Mursid

Oposisi AS Tolak Perang

Wapres RI meminta semua pihak mencegah perang AS-Iran.

WASHINGTON - Anggota parlemen dari Partai Demokrat dan beberapa anggota Partai Republik Amerika Serikat (AS) memperingatkan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan terhadap pasukan AS yang ada di Irak. Meski begitu, pihak oposisi tetap menolak dilakukannya perang terbuka dengan Iran.

 

Berita tentang serangan Teheran terhadap dua pangkalan militer yang berada di Irak muncul ketika anggota Partai Demokrat di House of Representative sedang rapat.Pangkalan militer yang diserang Iran menampung pasukan koalisi yang dipimpin AS.

 

Serangan ini sebagai serangan balasan atas serangan AS yang mengakibatkan kematian koman dan militer Iran Jenderal Qassem Soleima ni. Beberapa orang yang hadir dalam rapat House of Repre sentative tersebut mengatakan ketua House Nancy Pelosi diserahi catatan tentang serangan itu saat rapat dan meninggalkan ruang tidak lama kemudian.

 

"Mengamati dengan saksama situasi pengeboman yang menargetkan pasukan AS di Irak, kami harus memastikan keamanan anggota ang katan kami, termasuk mengakhiri provokasi tanpa akhir dari pemerintah dan memintan Iran menahan diri dari melakukan kekerasan, Amerika dan dunia tidak mam pu biayai perang," cicit Pelosi di Twitter, Rabu (8/1).

 

Presiden AS Donald Trump memerintahkan penyerangan ter hadap Soleimani. Trump mengklaim, jenderal Iran itu berencana menye rang AS tanpa memberikan bukti apa pun. Partai Demokrat sudah mengkritik keputusan tersebut.

 

Menurut mereka, hal itu hanya akan meningkatkan ketegangan dengan Iran. Mereka juga mendesak Trump untuk meminta persetujuan dari Kongres sebelum mengambil langkah militer meski Senat yang dikuasai Partai Republik tidak mungkin untuk mendukung lang kah yang akan mengikat tangan presiden.

 

"Pada saat ini, hati dan doa saya bersama dengan militer kami dan keluarga mereka di Irak dan seluruh dunia, tapi ini menjadi pengingat mengapa kami harus menurunkan ketegangan di Timur Tengah, rakyat Amerika tidak ingin berperang dengan Iran," kata kandidat calon pre siden dari Partai Demokrat Elizabeth Warren.

Anggota Peshmerga berjaga-jaga di tengah kota Erbil setelah Iran melancarkan serangan roket ke pangkalan militer AS tak jauh dari Bandara Internasional Erbil, Rabu (8/1).

Kandidat presiden dari Partai Demokrat lainnya Joe Biden mengatakan, serangan itu sudah dapat diprediksi. Mantan wakil presiden itu menegaskan serangan tersebut ha sil dari tindakan Trump. "Saya hanya bisa berdoa kepada Tuhan saat ia menjalani apa yang terjadi, ketika kami sedang berbicara, dia sedang mendengarkan komandan militer untuk pertama kalinya karena sejauh ini hal itu belum pernah terjadi," kata Biden dalam sebuah acara di Philadelphia.

 

Para anggota Parlemen yang ikut rapat dengan Pelosi tidak terkejut dengan berita serangan Iran.Ketua mayoritas House Steny Hoyer mengatakan, berita tersebut tidak mengejutkan orang-orang di dalam ruangan.

 

"Tidak adanya yang menyesali hilangnya nyawa Soleimani, dia teroris jahat yang menghilang kan banyak nyawa, tapi tidak ada yang terkejut ketika Anda melaku kannya, maka akan ada tanggapan nya," ujar Hoyer.

 

Perang besar

Penasihat Presiden Iran Hassan Rouhani, Hessameddin Ashena, menga takan, jika Amerika Serikat mem balas serangan rudal Iran yang ditargetkan ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, hal itu dapat memicu perang besar.

 

"Setiap tindakan militer yang me rugikan oleh AS akan dipenuhi de ngan perang habis-habisan di selu ruh kawasan. (Arab) Saudi, bagai manapun, bisa mengambil jalan yang berbeda. Mereka bisa memiliki kedamaian total," kata Ashena melalui akun Twitterpribadinya pada Rabu (8/1).

 

Pernyataan Ashena tampaknya merupakan peringatan terhadap Saudi agar memihak atau berdiri di sisi AS. Riyadh diketahui merupakan sekutu utama Washington di Timur Tengah.

 

Dari Tanah Air, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mengingatkan bahaya yang terjadi jika ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran berujung buruk hingga terjadi pe rang.Menurut dia, tidak ada pihak yang diuntungkan jika kedua negara tersebut menghendaki terjadinya konflik.

 

"Sebab, jika sampai terjadi perang, itu saya kira tidak ada yang diuntungkan, termasuk yang tidak ikut perang itu akan jadi korban,"ujar Kiai Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (8/1).

 

Karena itu, Pemerintah Indonesia berharap kedua negara menghen daki upaya mencari solusi per da maian sehingga kemungkinan ter buruk, yakni perang, bisa terhindarkan.

 

"Ya, kita sesuai dengan prinsip luar negeri kita bahwa kita itu menghendaki perdamaian. Kare na itu, yang harus diupayakan men cari solusi perdamaian supaya tidak terjadi perang," kata Kiai Ma'ruf.

 

Kiai Ma'ruf juga mendukung upa ya Kementerian Luar Negeri (Ke menlu) Indonesia yang memang gil duta besar Amerika Serikat dan duta besar Iran guna menahan diri supaya tidak terjadi perang. Ia pun mengajak negara-negara lain un tuk mendorong upaya perdamaian antara Iran dan Amerika Serikat.

 

"Karena, andai kata terjadi peperangan, nah ini jadi sesuatu yang sangat merugikan bagi dunia, ekonomi rusak, politik juga blok-blok akan terbangun, itu sangat berbahaya," ujar Kiai Ma'ruf. Ia mene kankan, Indonesia bersama negara-negara, termasuk OKI di Timur Tengah, harus berusaha seoptimal mung kin melalui PBB untuk menahan agar tidak terjadi perang. (reuters ed:fitriyan zamzami)

7 Agustus 2018

AS menerapkan kembali sanksi ekonomi yang sempat dicabut sebagai bagian perjanjian nuklir.

8 Mei 2018

Presiden Trump menarik AS dari perjanjian nuklir dengan Iran.

8 April 2019

Trump mengumumkan sayap militer Iran, Korps Garda Revolusi sebagai organisasi teroris.

14 Mei 2019

Arab Saudi dan AS menuding Iran dibalik serangan roket ke pipa minyak di Saudi. Teheran menyangkal tudingan itu.

20 Juni 2019

Militer Iran menembak jatuh pesawat tanpa awak AS yang disebut terbang di wilayah udara Iran.

14 September 2019

AS menuding Iran dibalik serangan drone pemberontak Houthi terhadap dua fasilitas minyak Aramco di Saudi. Iran kembali menyangkal tudingan itu.

27 Desember 2019

Serangan roket milisia Kataib Hezbollah menewaskan seorang warganegara AS di Kirkuk, Irak.

29 Desember 2019

Militer AS melancarkan serangan balasan ke markas milisi Kataib Hezbollah.

31 Desember 2019

Anggota paramiliter pro-Iran menyerbu Kedubes AS di Baghdad.

3 Januari 2020

Trump memerintahkan serangan yang menewaskan Panglima Pasukan Quds, Qassem Soleimani di Bandara Baghdad.

8 Januari 2020

Iran melancarkan serangan roket ke dua pangkalan militer AS di Iraq.

(Sumber:Pusat Data Republika)