Scroll Down
Oleh: Wihdan Hidayat
Struktur utuh dan tegak berdiri hingga kini. Inilah kesan saat pertama kali melihat Fort Malborough atau Benteng Malborough di Bengkulu. Ada sajian suasana sejarah dan budaya pada zaman penjajahan Inggris-Belanda di sana. Pada mulanya, bangunan yang didirikan oleh East India Company pada 1714-1719 saat di bawah pimpinan Gubernur Joseph Callet, memiliki fungsi awal sebagai pusat pemerintahan Inggris. Sebagai pusat pengurusan bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, ideologi, pertahanan, dan keamanan.
Benteng ini juga sempat menjadi benteng pertahanan Belanda pada 1825-1942, kemudian pertahanan Jepang pada 1942- 1945, dan markas Polri pada 1945-1948.
Benteng yang namanya diambil dari salah satu nama pahlawan besar Inggris, John Churchill Duke of Marlborough, diakui oleh para ahli sejarah sebagai benteng peninggalan Inggris terbesar di Asia Tenggara. Benteng ini memiliki luas 44 ribu meter persegi, dengan ketinggian sekitar 8,5 meter di atas permukaan laut, ukuran fisiknya sekitar 240 x 170 m, ke tinggian dinding bervariasi dari delapan sampai 8.50 meter, dengan ketebalan 1.85 sampai tiga meter.
Benteng ini menyimpan sejarah perjuangan rakyat Bengkulu.
Benteng Malborough merupakan benteng terkuat yang dimiliki Inggris di wilayah Timur setelah Benteng St. George di Madras, India. Pengunjung dapat menemukan berbagai dokumen-dokumen penting semasa pemerintahan kolonial Inggris. Salah satu dokumen yang cukup fenomenal, yakni dokumen Sumatera Factory Record (SFR). Dokumen ini merupakan salah satu dokumen rahasia yang berisi catatan-catatan pemerintah kolonial Inggris mengenai sumber daya yang ada di Pulau Sumatra. Benteng yang menghadap ke pantai ini didirikan di lokasi yang sangat strategis.Dari benteng dapat terlihat Kota Bengkulu. Dengan parit yang lebar serta gerbang yang kokoh menjadikan benteng ini sulit ditembus pada masa itu. Di dalam benteng, terdapat meriam-meriam yang mengarah ke pantai, siap menghalau pejuang yang hendak menyerbu.
Kini Benteng Malborough menjadi cagar budaya sekaligus salah satu ikon wisata Bengkulu sejak 2004. Di museum nya, pengunjung bisa melihat sejarah perjuangan rakyat Bengkulu melalui lukisan diorama. Uniknya lagi, kita bisa melihat sebuah ruangan interogasi Sukarno. Ruang an ini dibuat memantul dengan harap an Sukarno akan takut ketika diinterogasi. Namun, Sukarno secara tegas tidak berkompromi dengan penjajah.
Edwin Dwi Putranto
Redaktur
Foto: Wihdan Hidayat
PESONA BENTENG
MALBOROUGH